Lain tempat lain pula ceritanya, kata-kata itu sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaan para siswa Sekolah Darma Bangsa yang mengikuti Homestay di Magelang. Homestay merupakan sebuah kegiatan rutin Sekolah Darma Bangsa yang dilakukan dengan tujuan mengenalkan budaya lokal, mengenal alam, membuat anak menjadi lebih kreatif, mengajarkan kemandirian kepada para siswa. Dengan kata lain, siswa yang mengikuti Homestay akan berada jauh dari orangtua. Serta, mengenalkan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Wonorejo.
Pada tanggal 9-13 Desember 2013, SMP dan SMA Sekolah Darma Bangsa melaksanakan kegiatan Homestay ke Jawa Tengah tepatnya di Desa Jowahan, Wanurejo Magelang. Pada Selasa (10/12/13) siang, peserta homestay tiba di kediaman bapak Nur selaku pemilik. Selama 4 hari 3 malam semua peserta Homestay tinggal di rumah warga dan melakukan segala aktifitas secara mandiri. Ada lima kegiatan yang menjadi tujuan utama saat Homestay. Acara pertama, siswa melakukan kunjungan ke salah satu peninggalan sejarah umat Budha yaitu Candi Borobudur. Siswa dapat secara langsung melihat candi yang pernah menjadi 10 besar keajaiban dunia tersebut.
Pada kegiatan kedua, siswa melakukan kunjungan langsung ke sebuah homeindustry rengginang. Disana masing-masing siswa mendapat kesempatan untuk membuat rengginang (makanan khas Jawa Tengah). Rengginang merupakan makanan ringan terbuat dari beras ketan yang dikukus, dibentuk, dijemur, dan kemudian digoreng. Selain itu, siswa juga mempunyai kesempatan bertemu dan bertanya jawab langsung dengan pemilik homeindustry rengginang yang telah berdiri sejak pertengahan tahun 1993 hingga kini. Pada malam harinya, siswa dan guru di ajak untuk melihat pertunjukan budaya lokal daerah Wanurejo, Magelang. Pertunjukkan pertama adalah sebuah tarian daerah yang biasa disebut dengan tari Ndayak. Tarian itu biasanya disuguhkan untuk menyambut tamu atau untuk acara-acara tertentu. Biasanya peserta tari adalah anak laki-laki dan menggunakan sepatu dengan aksesoris krincingan yang beratnya mencapai 2 kg (untuk satu sepatu).
Keesokan harinya, siswa mendapat pengalaman yang tak akan pernah dilupakan. Bagaimana tidak, siswa diminta untuk melakukan uji nyali dengan melihat dan mencoba memanen madu dari sarang lebah langsung tanpa menggunakan pelindung. Meskipun ada beberapa siswa yang tersengat lebah, hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap mengikuti kegiatan tersebut.
Selain itu, ketertarikan siswa juga terlihat ketika mereka membatik dan membuat kerajinan tangan relief yang berasal dari sisa abu merapi. Mereka begitu antusias membuat batik dengan kreasi motif yang mereka buat sendiri. Hal itu juga terlihat saat mereka membuat berbagai macam relief. Itu terbukti dari mereka yang tidak enggan menggunakan tangan mereka dan tidak takut kotor.
Pada hari terakhir, sebelum mereka meninggalkan wilayah homestay mereka menuju Jogjakarta, siswa mendapatkan kesempatan berkunjung ke salah satu candi peninggalan umat Hindu yaitu Prambanan. Siswa begitu antusias untuk melihat langsung Candi Sewu dan patung Roro Jonggrang yang menjadi icon Candi Prambanan. Siswa mengabadikan moment itu dengan berfoto dan membeli handbook tentang sejarah Prambanan.
Hari menjelang senja, tak lengkap rasanya bila pulang tanpa buah tangan. Akhirnya pemberhentian terakhir dari runtutan perjananan homestay adalah Malioboro. Malioboro merupakan pusat perbelanjaan dan sekaligus menjadi jantung kota Jogjakarta. Kerinduan akan rumah dan orangtua terlihat jelas dari beberapa anak yang begitu bersemangat saat membeli buah tangan. Senja berlalu, peserta homestay pun meranjak meningalkan Jogjakarta menuju Bandar Lampung. Diharapkan dari serangkaian kegiatan homestay tersebut, siswa menjadi lebih kreatif, mandiri, dan dapat menghargai satu sama lain.
By : Ms. Sherly (SMP Teacher)
Foto Acara Beautiful Journey to Magelang 2013 -> Klik Link Ini
Video Beautiful Journey to Magelang 2013 -> Klik Link Ini